“Apabila dikehendaki oleh Allah kebajikan pada seseorang hamba. Niscaya dijadikan-Nya orang itu memperoleh pelajaran dari hatinya”
Hati adalah merupakan sarana untuk ma’rifat (mengenal) Allah. Dengan hati manusia taqorrub (mendekati) Allah, dan dengan hati pula manusia mengenal Allah.
Apabila manusia telah mengenal hatinya, maka berarti manusia itu mengenal dirinya. Apabila manusia tidak mengenal dirinya, maka ia tidak akan mengenal akan Tuhannya. Dan barang siapa tidak mengenal hatinya, maka ia lebih tidak mengenal lagi akan lainnya.
Hati akan memperoleh ketenangan dan kebahagiaan apabila hati mau dan mampu mensucikan dirinya. Sebaiknya hati akan terhalang atau terdinding dari Allah, manakala terlena atau tenggelam pada selain Allah. Kekecewaan, kecemasan, kesengsaraan dan segala macam penderitaan akan ditemuinya, manakala hatinya kotor atau rusak.
Hati (qolbu) merupakan salah satu daya yang terdapat dalam ruhani manusia. Ruh manusia mempunyai dua potensi, yaitu daya fikir atau potensi akal dan daya qolbu atau potensi ruhaniah.
Daya qolbu atau potensi ruhaniah dapat menumbuhkan kesadaran diri, yaitu kesadaran emosi, kesadaran melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri dan kesadaran mengatur dirinya sendiri.
Kesadaran emosi maksudnya mengetahui emosi yang dirasakan, menyadari keterkaitan yang difikirkan, diucapkan dan dilakukan. Mengetahui bagaimana perasaan membawa pengaruh terhadap kinerja dirinya maupun kelompok yang lebih luas.
Kesadaran melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri, maksudnya ialah menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Mengetahui sumber daya dirinya, mampu membandingkan antara harapan dan standar yang dimiliki, sehingga dapat menemukan konsep diri yang positif maupun konsep diri yang negatif. Konsep diri positif maksudnya memiliki pengetahuan menyeluruh tentang dirinya, rela menerima dirinya apa adanya, dan memiliki kesadaran untuk mengubah segala kekurangannya. Konsep diri negatif meksudnya tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki pandangan yang benar terhadap dirinya, dan lebih banyak memandang kekurangan dirinya.
Kesadaran mengatur diri sendiri maksudnya mampu mengendalikan diri. Mengelola perasan impulsif dan emosi yang menekan. Berfikir jernih dan terfokus. Dapat dipercaya, taat azas, mampu membangun kepercayaan. Bersedia mengakui kesalahan dirinya serta sanggup menegur atau mengingatkan kesalahan orang lain.
Memegang komitmen dan janji serta tanggung jawab. Terampil menangani keberagaman permasalahan, mudah menyesuaikan diri serta luwes dalam memandang situasi yang terjadi.
Inovatif mencari gagasan baru, kreatif, berani mengubah wawasan, sanggup mengelola resiko yang terjadi, serta mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Usaha memenej qolbu merupakan sentral kedirian manusia akan berimplikasi bagi produktifitas dan kesusksesan seseorang.
Kesadaran emosi, kesadaran melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri dan kesadaran mengatur dirinya sendiri diharapkan akan mampu mendevaluasi kemewahan duniawi, pemuasan hawa nafsu, pemilikan harta, popularitas dan kesenangan duniawi lainnya. Kemampuan mengelola hatinya sendiri akan menumbuhkan sikap hidup yang ikhlas. Sikap hidup yang ikhlas akan menumbuhkan keharmonisan kerja., akan lebih bersemangat, dan pada gilirannya akan membuahkan kualitas kerja dan produktifitas. Manajemen qolbu merupakan salah satu jalan keluar bagi diri sendiri bahkan bagi masyarakat akibat terpaan krisis multi demensional.
( sumber bahan : Al Ghazali, tentang Rahasia Keajaiban Hati )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar