Dalam hidup sehari-hari, kita sering mendengar lelucon, humor dan lawak yang mampu menghibur atau bahkan menggelikan. Dari berbagai cara dipakai orang untuk menyampaikan hal-hal yang lucu itu, ada yang diungkapkan lewat kata-kata, gerak-gerik, tulisan, gambar dll. Canda dan gurau dapat menghibur hati dari kelelahan bekerja dan memperingan keseriusan menghadapi problema hidup.
Rasullullah SAW sering bergurau dengan sahabat-sahabatnya. Beliau menjuluki Abdurrahman As-Shohri dengan gelar Abu Hurairoh (Bapak kucing kecil) dengan nada bergurau karena ia membawa seekor kucing dihadapan Rasullullah SAW, sehingga gelar itu terkenal sampai sekarang.
Bahkan ketika seorang tua bangka memohon kepada Rasullullah SAW : “Ya Rasullullah, berdoalah kepada Allah untuk memasukkan aku ke dalam surga” Nabi SAW bersabda : “Wahai ibu Fulanah, sesungguhnya di sorga itu tidak ada tempat perempuan bangka”. Mendengar keterangan itu, si nenek berpaling dan menangis sejadi-jadinya. Kemudian Rasullullah SAW bersabda: “Ketahuilah wahai nenek, sesungguhnya tidak akan masuk sorga seseorang dalam keadaan tua renta. Disorga tidak ada lagi perempuan tua. Semuanya akan menjadi gadis-gadis yang cantik jelita. Dan Allah berfirman: Sesungguhnya Kami menciptakan mereka suatu kejadian yang baru, dan Kami jadikan gadis-gadis yang penuh kecantikan sebaya.
Suatu ketika seorang laki–laki datang menghadap Rasullullah SAW. Meminta seekor binatang ternak, Rasullullah SAW bersabda: “Akan kubawakan untukmu seekor anak unta. Orang itu berkata : “Apa yang aku dapat perbuat dengan seekor unta ini(yang kecil ini)?. Rasullullah SAW menjawab: “Bukankah unta itu dilahirkan dari unta betina (yang besar)?.
Dalam perang Tabuk, Auf bin Malik datang menghadap Rasullullah SAW, yang sedang melepas lelah berdiam di dalam kemah yang terbuat dari kulit, lalu ia memberi salam, dan setelah Rasullullah SAW menjawab salamnya, beliau bersabda: “Masuklah!” Auf bin Malik menjawab: “Apa semua tubuhku ya Rasullullah?” Beliau menjawab: “Kepalamu dimana? ya, tentu dengan semua anggota tubuhmu dong”
Dan ketika seorang perempuan datang mengundang Rasullullah SAW atas perintah suaminya, Rasullullah SAW bertanya: “Siapa dia? Apa dia orang yang ada warna putih dimatanya? ”_“ tidak”elak perempuan itu, dimatanya tidak ada warna putihnya ya Rasullullah”.Dimatanya tidak ada warna putihnya? tegas Rasullullah SAW. Lalu perempuan itu bersumpah: “Demi Allah, tidak ada hai Rasul”.Betulkah itu ?(tegas Rasullullah SAW) perempuan itu menjawab dengan penuh semangat betuuuuul !!!. Maka Rasullullah SAW bersabda: “ketahuilah wahai wanita ! tidak ada seorang pun yang tidak ada warna putih di matanya.
Meski demikian canda dan gurau Rasullullah SAW tidak melampaui batas, tidak melanggar batas-batas kesopanan, tidak menjurus kepada hal-hal yang jorok, yang dapat memuakkan pendengar, apalagi menyinggung perasaan orang lain.
Sebagai seorang pemimpin, da’i dan utusan Allah, beliau senantiasa dalam koridor akhlakul karimah, canda dan gurau beliau dalam batas-batas kebenaran dan senantiasa mempunyai maksud-maksud tertentu yang tidak lepas dari unsur-unsur pendidikan dan kewajaran, bukan sekadar kelakar yang sia-sia dan tak punya arti, apalagi melanggar ketentuan agama.
Manfaat canda dan gurau.
Bagi seorang mubaligh/dai boleh saja bergurau sekedarnya, terutama disaat melihat pendengar telah terdapat tanda-tanda kebosanan. Hal itu demi membangkitkan kembali semangat yang mulai mengendor. Tentu saja untuk itu diperlukan cara-cara yang bijak dan sopan, sesuai dengan situasi dan kondisi. Dan seorang mubaligh/dai yang baik ketika menyampaikan pidatonya dengan bumbu humor ia mampu menghantarkan pendengar tanpa melupakan materi utamanya. Pendengar dapat mampu menghayati dengan serius dan santai.
Canda dan gurau memang tidaklah dilarang. Kitapun tahu bahwa tertawa itu sebaik-baik obat. Atau dengan kata lain “tertawa itu sehat”. Tertawa yang sesuai dengan tuntunan Rasullullah adalah tertawa yang proporsional yaitu tertawa yang sedikit yang bisa menjadi obat, sebagaimana obatpun demikian,terlalu banyak akan menjadi racun bagi kita.
“Maka tertawalah kamu sekalian sedikit saja dan menangislah yang banyak menyesali dosa kesalahanmu”
Madlorat Canda dan Gurau
Selain ada manfaatnya canda dan gurau banyak pula mendatangkan hal-hal yang negatif, yang timbul akibat canda dan gurau yang melampaui batas antara lain:
1. Mematikan hati.
Banyak tertawa itu mematikan hati, dan apabila hal itu dibiarkan berlarut-larut hati tidak akan berfungsi lagi untuk merenungkan, merasa, bertafakur terhadap hal-hal yang merupakan kebesaran Allah SWT, hati yang mati tidak akan dapat diisi dengan ilmu dan hikmat.
2. Menimbulkan perselisihan, perpecahan, konflik dendam kesumat.
3. Canda dan gurau yang melampau batas menjurus pada perbuatan dosa.
Semoga kita masih bisa tertawa yang sehat !!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar