Artinya
Katakanlah” Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Alalh mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Katakanlah “ Taatilah Allah dan RasulNya, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir ( QS. Ali Imran 31-32 )
Ayat 31 Surat Al Maidah tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW menyeru Ka’ab bin Al Asyaraf dan orang orang Yahudi sebagai pengikutnya agar meraka beriman kepada Allah. Mereka menyatakan “ Kami ini anak-anak Allah dan kekasihNya (QS:5:18) Kemudian Allah menyuruh Rasulullah agar menyatakan “ Aku ini utusan Allah kepada kali , aku menyerukan agar kalian beriman kepada Nya. Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku dan kerjakan perintahku. Niscaya Allah mencintai dan meridlaimu
Mendengar hal tersebut Abdullah bin ubay tokoh munafiqin Yahudi berkomentar “ Muhammad telah menyamakan taat kepadanya dengan taat kepada Allah, dia menyuruh kita mencintainya seperti orang-orang nasrani mencintai Isa maka turunlah ayat 32 ini
Sesungguhnya, cinta kepada Allah itu bukan hanya pengakuan mulut dan bukan pula hanya khayalan dalam angan-angan, akan tetapi harus disertai sikap mengikuti Rasulullah SAW, melaksanakan petunjuk prakteknya dalam mengamalkan manhaj (ajaran ) Allah dalam hidup keseharian. Iman buka sekedar kalimat yang terucap. Bukan getaran perasaan dalam hati; bukan pula sekedar simbul-simbul kehidupan yang dipanjang ; akan tetapi merupakan wujud pelaksanaan atas aturan Allah yang disampaikan melalui Rasulullah SAW
Imam Ibnu Katsir menyatakan bahwa orang yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi tidak mengikuti jalan hidup yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah orang yang dusta, Demikian pula melaksanakan sesuatu amalan yang tidak sesuai dengan sunnahnya pasti tidak akan diterima oleh Allah SWT
Rasulullah berfirman
“ Barang Siapa melaksanakan suatu amal yang tiada kami perintahkan, maka amalan tersebut tertolak”
Oleh sebab itu cinta kepada Allah harus ditunjukan melalui ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Memalingkan ketaatan kepada Allah dan RasulNya berarti Kufur.
Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Ibnu Qayyim al Jauziyah dalam Zaedl ma’adnya menyatakan bahwa barang siapa yang merenungkan sejarah dan informasi yang sahih mengenai pengakuan ahli kitab dan kaum musyrikin atas kerasulan Muhammad Saw tidak menjadikan mereka muslim lantaran mereka tidak taat kepadaNya
Dengan demikian jelaslah bahwa Islam bukan sekedar pengertian pengakuan, ketundukan dan ketaatan akan tetapi Islam adalah pengertian pengakuan, ketundukan dan ketaat kepada agama Allah secara lahir batin. Maka hakikat ke Islaman seseorang akan terbukti pada ketaatannya untuk melaksanakan syariat Allah mengikuti Rasulullah SAW, serta berhukum dan berpedoman hidup kepada Kitab Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar